Minggu, 29 Juni 2014

A Man Who Was Superman



Film yang berdasarkan dari kisah nyata ini menceritakan tentang seseorang yang pada usia 10 tahun tanpa sengaja ada peluru masuk ke dalam kepalanya sehingga inilah penyebab dia berbeda dengan orang lain. Dia sangat mengidolakan tokoh kartun Superman. Dia berpikir peluru yang tertanam dalam kepalanya adalah krypton. Itulah mengapa dia tidak dapat terbang dan kekuatannya lenyap, sampai pada saatnya krypton itu bisa keluar dari kepalanya, seluruh kekuatannya akan kembali.
Setelah dia menikah dan mempunyai anak, terjadi sebuah kecelakaan yang merenggut nyawa anak dan istrinya. Dia sangat trauma dengan kejadian tersebut karena dia hanya bisa menyaksikan  orang-orang yang dicintainya itu melawan maut tanpa bisa menolong mereka. Semenjak itu dia kehilangan ingatannya dan merasa dirinya adalah seorang Superman.
Misinya sebagai Superman adalah menolong sesama yang membutuhkan bantuan tanpa memandang siapapun itu, apakah binatang atau pun manusia, dari anak kecil sampai lanjut usia, dengan ringannya dia mengulurkan bantuan walaupun itu dapat membahayakan dirinya sendiri dan menjaga kelestarian alam.
Suatu hari dia menolong seorang wanita yang bekerja sebagai salah satu reporter di sebuah stasiun TV swasta. Akhirnya wanita tersebut membuat film dokumenter perjalanan  pria yang mengaku dirinya seorang  Superman tersebut. Selama dia mengikuti keseharian pria itu, banyak sekali kisah mengharukan yang terjadi.
Quote yang dapat kita ambil dari kisah tersebut adalah :
Kekuatan tidak bisa membuka pintu besi yang besar, hanya kunci kecil yang bisa membukanya.
Bahagia melihat orang yang ditolong tersenyum.

Rabu, 28 Mei 2014

BELAJAR BERSAMA ALAM

BELAJAR BERSAMA  ALAM
Sesi : Eksplorasi Sekolah Alam Jingga



v Jiwa kekanak-kanakan akan selalu tetap ada sampai orang itu dewasa. Itu sebabnya orang dewasa  perlu meluangkan waktunya bagi dirinya untuk bermain walaupun hanya sebentar. Besar manfaatnya untuk menyegarkan pikirannya dari rutinitas agar lebih optimal dalam melakukan pekerjaan berikutnya.

v Bekerja dalam teamwork yang solid memperoleh hasil yang optimal. Yayasan dan fasilitator Sekolah Alam Jingga bermain gobak sodor bersama. Hal ini bisa juga menjadi salah satu sarana dalam membangun kebersamaan dan kekompakan teamwork.





v Ekspresi kebahagiaan yang terpancar dari wajah anak-anak  saat berkemah di Sekolah Alam Jingga memperlihatkan kebahagiaan mereka yang hakiki walaupun mereka harus hidup dalam keterbatasan fasilitas dan materi di dalam tenda.






v Dengan permainan mencari koin dalam tepung, anak- anak tetap bisa bermain dan merasakan kebahagiaan dan mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan di Sekolah Alam Jingga.






v Di setiap sudut Sekolah Alam Jingga, anak-anak  bisa menikmati kebahagiaan dengan caranya sendiri. Anak ABK pun bisa tidur dengan nyenyaknya di atas hamparan rumput.





v Burung pipit yang sedang sakit pun  merasa aman dan nyaman berada di lingkungan Sekolah Alam Jingga.




v Sekolah Alam Jingga adalah sekolah komunitas, sekolah yang manfaatnya bisa dirasakan oleh orang banyak. Orang tua dari siswa dan fasilitator Sekolah Alam Jingga ikut menikmati hasil dari tanaman hydroponik. Siswa Sekolah Alam Jingga beramai-ramai panen lele dan setelah digoreng dinikmati bersama-sama. Wah… senangnya bisa menikmati lele hasil tangkapan sendiri.





v Penyerbukan yang terjadi pada pohon  mangga dibantu oleh lalat yang hinggap di bunga mangga. Salah satu contoh simbiosis mutualisme yang ada di  Sekolah Alam Jingga. Dan siswa tak perlu jauh-jauh mencari contoh penyerbukan karena di lingkungan sekitar Sekolah Alam Jingga mudah didapati.





v Proyek hydroponik yang diajarkan di Sekolah Alam Jingga bernilai daya jual tinggi. Siswa pada saat mereka telah lulus dari Sekolah Alam Jingga dapat merintis bisnis hydroponik ini.





v Tanaman dalam pot di atas ditanam dengan metode regrow, yaitu menanam kembali sisa sayuran yang tidak terpakai di dapur rumah tangga. Metode ini juga diajarkan di Sekolah Alam Jingga







v Hasil kekayaan nabati yang dikelola oleh fasilitator Sekolah Alam Jingga menambah keanekaragaman hayati di Sekolah Alam Jingga yang bernilai ekonomis.

Senin, 26 Mei 2014

TANAMAN TERONG DAN KETIMUN

Kebunku



Setelah beberapa waktu kami para fasilitator yang masih magang di Sekolah Alam Jingga tidak mengikuti training, pada hari Kamis tanggal 22 Mei 2014 dimulai lagi training. Dan di hari pertama ini, kami mendapat tugas menyemai bibit terong dan ketimun. Saya semai bibit terong dan ketimun di media cocopit. Saya simpan di dalam kantong plastik hitam sampai 2 hari, baru di hari ketiga dijemur di bawah sinar matahari jam 8 sampai 10 pagi.Hari senin tanggal 26 Mei 2014 tampak pada gambar di atas. Hari- hari selanjutnya masih terus saya jemur 2 jam setiap harinya sampai ada 4 helai daun di tiap batangnya baru bisa dipindah ke media NFT.



Kamis, 23 Januari 2014

HARI PERTAMA DI DEPAN KELAS

       Hari pertamaku kembali bertemu dengan anak-anak didik di kelas setelah sekian tahun berlalu tidak menghadapi mereka walaupun di tempat dan level kelas yang berbeda membuat nuansa hatiku lebih berwarna. Sambutan hangat mereka menjadi kebahagiaan tersendiri.
       Agus memimpin teman-temannya membaca doa belajar. Di pagi ini saya memperkenalkan diri terlebih dulu dengan menyebutkan nama, alamat rumah. mereka bertanya alamat facebook dan email. Lalu saya tulis di papan tulis nama facebook dan alamat email. Mereka dengan semangatnya ingin nge-add saya.Dan saya pun mengiyakannya. Mereka juga minta izin untuk diperbolehkan bertandang ke rumah,saya pun tidak keberatan. Kemudian saya meminta anak-anak asuhku di kelas 7 SMP Terbuka Jingga Life School juga memperkenalkan diri mereka satu per satu untuk menyebutkan nama, tempat tinggal, tempat dan tanggal lahir, makanan favorit, hobi dan cita-cita mereka. Para ikhwan yang hanya berjumlah 3 orang (karena sebagian ada yang tidak masuk disebabkan beberapa hal) malu-malu saat maju ke depan kelas memperkenalkan diri. Berbanding terbalik dengan para akhwatnya yang sangat excited walaupun diantaranya ada juga yang pemalu. Mungkin ini disebabkan jumlah mereka yang menjadi mayoritas.
       Semua anak-anak asuhku telah selesai memperkenalkan dirinya. Mereka bertanya akan belajar apa hari ini. Karena hari ini hari pertamaku berada di kelas mereka, saya ingin mengetahui dulu sebatas mana kemampuan akademis mereka dengan melontarkan beberapa pertanyaan ringan dari pelajaran matematika. Alhamdulillah sebagian besar dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan saya berikan bonus kepada April, siswa yang paling cepat menjawab semua pertanyaan dengan benar. Bel berakhirnya waktu belajar berbunyi. Anak-anak sudah tidak tidak sabar mengisi perut mereka yang sudah keroncongan. Pelajaran ditutup dengan dipimpin oleh Agus. Anak-anak kemudian berlari berhamburan keluarmenuju koperasi sekolah.