Senin, 23 Februari 2015

MY LITTLE BOY "BAYO"


Matahari pagi sudah naik sepenggalan, seperti biasa aku harus berkali-kali mengeluarkan suara memanggil-manggil sebuah nama, BAYO, iya itulah nama anak lelakiku yang harus aku bangunkan untuk bersiap-siap  berangkat ke sekolah. Bayo agak sulit bangun pagi di pagi hari dia sekolah, mungkin karena malam sebelumnya dia tidur terlampau malam sekitar pukul 22.00 WIB. Akhirnya setelah kugoyang-goyang tubuhnya, Bayo membuka matanya juga. “ Ayo dek Bayo, sekarang sudah jam setengah tujuh, buruan bangun nanti sampai sekolah terlambat lagi,” omelanku langsung mendarat ke telinganya. Dengan  masih menahan kantuk dia melangkahkan kakinya ke kamar mandi tanpa lupa membuka bajunya terlebih dulu.            
  “ Umaaa, tolong mandiin dek Bayo,” begitu teriaknya dari dalam kamar mandi. Memang setiap pagi hari aku yang memandikannya karena seharian kemarin dia bermain kotor-kotoran dan sorenya dia mandi sendiri sehingga tidak terlalu bersih. Selesai mandi, Bayo mencari baju yang akan dipakainya di dalam lemari pakaian. Sebenarnya Bayo sudah bisa dikatakan mandiri dalam hal keperluan yang menyangkut dirinya seperti mandi, menyiapkan baju, memakai baju, makan, tidur ataupun hal-hal lainnya. Namun terkadang kemanjaannya keluar, mungkin merasa anak bontot yang paling disayang oleh kami sekeluarga.

Setelah rapi memakai baju dan celananya, dia bertanya padaku, “Uma, dek Bayo sarapan apa nih pagi ini?”. Dan aku pun pergi ke dapur menyiapkan sarapan untuknya. “Dek, ini sarapannya, ayo cepat dimakan sudah jam segini, tidak usah sambil main HP ya!” ucapku sembari menyodorkan piring berisi nasi lengkap dengan sayur dan lauknya. Di saat Bayo menikmati makan paginya, aku mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah juga. Aku ke sekolah bersama Bayo karena aku memang bergabung sebagai Fasilitator di Yayasan yang menaungi Sekolah Alam Jingga Life School tempat Bayo bersekolah.

Aku keluarkan motor warna biru yang setia mengantarku setiap hari ke sekolah dan menemaniku beraktivitas lainnya. Tak lupa berpamitan dengan suami dan anak-anakku, dan Bayo berpamitan dengan Ayahnya dan kakak-kakaknya, kukendarai motor melaju melewati pintu gerbang perumahanku untuk menuju Sekolah Alam Jingga Life School.

Sesampainya di Sekolah, Bayo mencium tanganku dan kami berpisah menuju tempat masing-masing karena berbeda lokasi. Bayo langsung menghampiri kelasnya, salam dan menyapa Guru Kelas dan teman-temannya. Mereka sedang asyik bermain gangsing modern yang terbuat dari plastik dan logam. Dia pun langsung membaur bersama yang lainnya. Teman-teman sekelasnya yang mayoritas laki-laki saat berada di kelas lebih banyak memanfaatkan waktu mereka untuk bermain. Pada jam belajar pun setelah menyelesaikan tugasnya, mereka isi waktu luang itu dengan bermain. Namanya juga anak-anak, tidak jauh-jauh dari bermain.

Bayo di mata teman-temannya adalah pribadi yang lucu. Dia sering memanfaatkan barang-barang yang ada di dalam kelas sebagai objek lawakannya. Seperti sapu misalnya. Sapu diubah oleh Bayo menjadi gitar dan mikrofon. Bayo berekspresi layaknya seorang penyanyi professional yang sedang performance di atas panggung. Di lain waktu, Bayo maju ke depan kelas dan tampil laksana seorang aktor membawakan acara Lenong kesenian khas dari Betawi. Teman sekelasnya yaitu Rafi, Bintang, Nizar, Saladin, Zakhwan, dan Yumna tertawa terpingkal-pingkal dibuatnya. Sekarang-sekarang ini Bayo suka sekali berpantun di depan teman-temannya. Menurut Bu Putri, Guru Kelasnya, Bayo berpotensi menjadi seorang pekerja seni.   

Pukul 11.30 WIB, siswa SD menyatu dengan siswa SM di Aula Sekolah Alam Jingga Life School untuk berjama’ah melaksanakan sholat Dzuhur, selepas itu mereka mengantri untuk mengambil makan siang. Walau ada yang lebih dulu mendapatkan makan siangnya, namun mereka harus makan bersama-sama  dengan dimulai melafadzkan doa sebelum makan terlebih dulu.  Bayo menikmati makan siangnya hingga habis tanpa sisa sebutir nasi pun di piringnya. Dia berjalan menuju ke tempat pencucian piring dan mencuci piringnya sendiri. Di Sekolah ini sejak pertama masuk Tahun Ajaran Baru telah diajarkan kemandirian, salah satunya dengan mencuci sendiri piring yang dipakainya makan. Alhamdulillah, aku bersyukur bahwa banyak perubahan kemandirian pada diri Bayo setelah pindah ke sekolah ini. Saat awal masuk di Kelas II Semester II, Bayo sering tantrum karena keinginannya tidak terpenuhi. Namun kini setelah setahun terlihat kemandirian, penuh pengertian, perhatian dan berpikir lebih dewasa  daripada teman seusianya dari sekolah lain muncul dari dalam dirinya. Pernah sekali Bayo marah-marah sambil memukuliku berkali-kali saat masih berada di sekolah gara-gara meminta sesuatu yang tidak bisa aku penuhi waktu itu. Banyak rekan Fasilitator melihat kejadian itu dan mereka mencoba membujuknya tetapi Bayo tetap bersikeras pada keinginannya. Akhirnya aku harus ajak pulang dia lebih awal.  Dan keesokan harinya di Sekolah dia mendapat hukuman dari Kepala Sekolah SD mencuci piring seluruh siswa kelas I selesai makan siang. Rupanya hukuman yang mendidik itu telah membuatnya berpikir bahwa sikapnya kemarin kepadaku tidak dapat dibenarkan dan tidak boleh dia ulangi lagi. Sampai sekarang dia tidak pernah mengulangi perbuatannya itu lagi.

Tanpa kusadari ternyata Bayo juga memberikan perhatian kepada siswa SM bila ada salah satu dari mereka beberapa hari tidak terlihat masuk sekolah, padahal aku sama sekali tidak memberitahunya. Aku menangkap bahwa itu salah satu bentuk sikap perhatian dan peduli yang tumbuh pada diri anakku kepada orang lain.  


Mudah-mudahan kebiasaan-kebiasaan baik yang diajarkan pada Bayo selama menuntut ilmu di Sekolah Alam Jingga Life School ini terekam baik di otaknya sehingga kelak bisa memberikan kontribusi di kehidupannya saat besar nanti dan memberikan kebaikan dan manfaat untuk dirinya maupun lingkungannya, aamiin. 

Minggu, 29 Juni 2014

A Man Who Was Superman



Film yang berdasarkan dari kisah nyata ini menceritakan tentang seseorang yang pada usia 10 tahun tanpa sengaja ada peluru masuk ke dalam kepalanya sehingga inilah penyebab dia berbeda dengan orang lain. Dia sangat mengidolakan tokoh kartun Superman. Dia berpikir peluru yang tertanam dalam kepalanya adalah krypton. Itulah mengapa dia tidak dapat terbang dan kekuatannya lenyap, sampai pada saatnya krypton itu bisa keluar dari kepalanya, seluruh kekuatannya akan kembali.
Setelah dia menikah dan mempunyai anak, terjadi sebuah kecelakaan yang merenggut nyawa anak dan istrinya. Dia sangat trauma dengan kejadian tersebut karena dia hanya bisa menyaksikan  orang-orang yang dicintainya itu melawan maut tanpa bisa menolong mereka. Semenjak itu dia kehilangan ingatannya dan merasa dirinya adalah seorang Superman.
Misinya sebagai Superman adalah menolong sesama yang membutuhkan bantuan tanpa memandang siapapun itu, apakah binatang atau pun manusia, dari anak kecil sampai lanjut usia, dengan ringannya dia mengulurkan bantuan walaupun itu dapat membahayakan dirinya sendiri dan menjaga kelestarian alam.
Suatu hari dia menolong seorang wanita yang bekerja sebagai salah satu reporter di sebuah stasiun TV swasta. Akhirnya wanita tersebut membuat film dokumenter perjalanan  pria yang mengaku dirinya seorang  Superman tersebut. Selama dia mengikuti keseharian pria itu, banyak sekali kisah mengharukan yang terjadi.
Quote yang dapat kita ambil dari kisah tersebut adalah :
Kekuatan tidak bisa membuka pintu besi yang besar, hanya kunci kecil yang bisa membukanya.
Bahagia melihat orang yang ditolong tersenyum.

Rabu, 28 Mei 2014

BELAJAR BERSAMA ALAM

BELAJAR BERSAMA  ALAM
Sesi : Eksplorasi Sekolah Alam Jingga



v Jiwa kekanak-kanakan akan selalu tetap ada sampai orang itu dewasa. Itu sebabnya orang dewasa  perlu meluangkan waktunya bagi dirinya untuk bermain walaupun hanya sebentar. Besar manfaatnya untuk menyegarkan pikirannya dari rutinitas agar lebih optimal dalam melakukan pekerjaan berikutnya.

v Bekerja dalam teamwork yang solid memperoleh hasil yang optimal. Yayasan dan fasilitator Sekolah Alam Jingga bermain gobak sodor bersama. Hal ini bisa juga menjadi salah satu sarana dalam membangun kebersamaan dan kekompakan teamwork.





v Ekspresi kebahagiaan yang terpancar dari wajah anak-anak  saat berkemah di Sekolah Alam Jingga memperlihatkan kebahagiaan mereka yang hakiki walaupun mereka harus hidup dalam keterbatasan fasilitas dan materi di dalam tenda.






v Dengan permainan mencari koin dalam tepung, anak- anak tetap bisa bermain dan merasakan kebahagiaan dan mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan di Sekolah Alam Jingga.






v Di setiap sudut Sekolah Alam Jingga, anak-anak  bisa menikmati kebahagiaan dengan caranya sendiri. Anak ABK pun bisa tidur dengan nyenyaknya di atas hamparan rumput.





v Burung pipit yang sedang sakit pun  merasa aman dan nyaman berada di lingkungan Sekolah Alam Jingga.




v Sekolah Alam Jingga adalah sekolah komunitas, sekolah yang manfaatnya bisa dirasakan oleh orang banyak. Orang tua dari siswa dan fasilitator Sekolah Alam Jingga ikut menikmati hasil dari tanaman hydroponik. Siswa Sekolah Alam Jingga beramai-ramai panen lele dan setelah digoreng dinikmati bersama-sama. Wah… senangnya bisa menikmati lele hasil tangkapan sendiri.





v Penyerbukan yang terjadi pada pohon  mangga dibantu oleh lalat yang hinggap di bunga mangga. Salah satu contoh simbiosis mutualisme yang ada di  Sekolah Alam Jingga. Dan siswa tak perlu jauh-jauh mencari contoh penyerbukan karena di lingkungan sekitar Sekolah Alam Jingga mudah didapati.





v Proyek hydroponik yang diajarkan di Sekolah Alam Jingga bernilai daya jual tinggi. Siswa pada saat mereka telah lulus dari Sekolah Alam Jingga dapat merintis bisnis hydroponik ini.





v Tanaman dalam pot di atas ditanam dengan metode regrow, yaitu menanam kembali sisa sayuran yang tidak terpakai di dapur rumah tangga. Metode ini juga diajarkan di Sekolah Alam Jingga







v Hasil kekayaan nabati yang dikelola oleh fasilitator Sekolah Alam Jingga menambah keanekaragaman hayati di Sekolah Alam Jingga yang bernilai ekonomis.

Senin, 26 Mei 2014

TANAMAN TERONG DAN KETIMUN

Kebunku



Setelah beberapa waktu kami para fasilitator yang masih magang di Sekolah Alam Jingga tidak mengikuti training, pada hari Kamis tanggal 22 Mei 2014 dimulai lagi training. Dan di hari pertama ini, kami mendapat tugas menyemai bibit terong dan ketimun. Saya semai bibit terong dan ketimun di media cocopit. Saya simpan di dalam kantong plastik hitam sampai 2 hari, baru di hari ketiga dijemur di bawah sinar matahari jam 8 sampai 10 pagi.Hari senin tanggal 26 Mei 2014 tampak pada gambar di atas. Hari- hari selanjutnya masih terus saya jemur 2 jam setiap harinya sampai ada 4 helai daun di tiap batangnya baru bisa dipindah ke media NFT.



Kamis, 23 Januari 2014

HARI PERTAMA DI DEPAN KELAS

       Hari pertamaku kembali bertemu dengan anak-anak didik di kelas setelah sekian tahun berlalu tidak menghadapi mereka walaupun di tempat dan level kelas yang berbeda membuat nuansa hatiku lebih berwarna. Sambutan hangat mereka menjadi kebahagiaan tersendiri.
       Agus memimpin teman-temannya membaca doa belajar. Di pagi ini saya memperkenalkan diri terlebih dulu dengan menyebutkan nama, alamat rumah. mereka bertanya alamat facebook dan email. Lalu saya tulis di papan tulis nama facebook dan alamat email. Mereka dengan semangatnya ingin nge-add saya.Dan saya pun mengiyakannya. Mereka juga minta izin untuk diperbolehkan bertandang ke rumah,saya pun tidak keberatan. Kemudian saya meminta anak-anak asuhku di kelas 7 SMP Terbuka Jingga Life School juga memperkenalkan diri mereka satu per satu untuk menyebutkan nama, tempat tinggal, tempat dan tanggal lahir, makanan favorit, hobi dan cita-cita mereka. Para ikhwan yang hanya berjumlah 3 orang (karena sebagian ada yang tidak masuk disebabkan beberapa hal) malu-malu saat maju ke depan kelas memperkenalkan diri. Berbanding terbalik dengan para akhwatnya yang sangat excited walaupun diantaranya ada juga yang pemalu. Mungkin ini disebabkan jumlah mereka yang menjadi mayoritas.
       Semua anak-anak asuhku telah selesai memperkenalkan dirinya. Mereka bertanya akan belajar apa hari ini. Karena hari ini hari pertamaku berada di kelas mereka, saya ingin mengetahui dulu sebatas mana kemampuan akademis mereka dengan melontarkan beberapa pertanyaan ringan dari pelajaran matematika. Alhamdulillah sebagian besar dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan saya berikan bonus kepada April, siswa yang paling cepat menjawab semua pertanyaan dengan benar. Bel berakhirnya waktu belajar berbunyi. Anak-anak sudah tidak tidak sabar mengisi perut mereka yang sudah keroncongan. Pelajaran ditutup dengan dipimpin oleh Agus. Anak-anak kemudian berlari berhamburan keluarmenuju koperasi sekolah.

Jumat, 13 Desember 2013

PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN DAN MACAMNYA



Label: 
infopendidikan
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.
 Pengertian metode pembelajaran menurut Sudjana (1989: 30) yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah “ tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian “Metode mengajar yang digunakan guru hampir tidak ada yang sisa-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat atau dalam waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan sebagai dampak langsung (Instructional effect) sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang relatif lama disebut dampak pengiring (nurturant effect) biasanya bekenaan dengan sikap dan nilai. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000,194)
 Macam-macam metode pembelajaran:
1. METODE CERAMAH
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
a. Kelebihan Metode Ceramah
1) Guru mudah menguasai kelas.
2) Mudah dilaksanakan.
3) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
4) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.
b. Kekurangan Metode Ceramah
1) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2) Anak didik yang lebih tanggap dari sisi 
visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
3) Bila terlalu lama membosankan.
4) Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
5) Menyebabkan anak didik pasif.
 Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, 
Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000.
2. METODE EKSPERIMEN
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan 
data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.
a. Kelebihan Metode Eksperimen
1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya 
atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku;
2) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan 
studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan; dan
3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
b. Kekurangan Metode Eksperimen
1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen;
2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran; serta
3) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000.

3. METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI
Pemberian tugas dengan arti guru menyuruh anak didik misalnya membaca, tetapi dengan menambahkan tugas-tugas seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan, atau disuruh mengamati orang/masyarakatnya setelah membaca buku itu. Dengan demikian, pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus anak didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat.
a. Kelebihan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
1) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama; dan
2) Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
b. Kekurangan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
1) Seringkali anak didik melakukan penipuan di mana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri;
2) Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan; dan
3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan indi¬vidual.
 Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000.
4. METODE DISKUSI
Diskusi adalah memberikan altematif jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan yang akan didiskusikan harus dikuasai secara mendalam.
a. Kelebihan Metode Diskusi
1) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).
2) Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.
b. Kekurangan Metode Diskusi
1) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar;
2) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas;
3) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara; dan
4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000.

5. METODE LATIHAN
Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
a. Kelebihan Metode Latihan
1) Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
2) Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
3) Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
b. Kekurangan Metode Latihan
1) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dan pengertian.
2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
4) Dapat menimbulkan verbalisme.
Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000.

6. METODE PROYEK
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.
a. Kelebihan Metode Proyek
1) Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
2) Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
b. Kekurangan Metode Proyek
1) Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini;
2) Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini;
3) Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan;
4) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000.

7. PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7. Kesimpulan/rangkuman
Djamarah, Bahri, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000.

8. NUMBERED HEAD TOGETHER ((KEPALA BERNOMOR)
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan
SPENCER KAGAN, 1992

9. COOPERTIVE SCRIPT
Skrip kooperatif :
metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
• Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
• Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
6. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
7. Penutup
DANSEREAU CS., 1985

10. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)
Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
5. Kesimpulan

11. JIGSAW (MODEL TIM AHLI)
Langkah-langkah :
1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup
ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978

12. ARTIKULASI
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang
4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
7. Kesimpulan/penutup

13. MIND MAPPING
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru

14. MAKE - A MATCH (MENCARI PASANGAN)
Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan/penutup

15. THINK PAIR AND SHARE 
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa
6. Guru memberi kesimpulan
7. Penutup
(FRANK LYMAN, 1985)

16. BERTUKAR PASANGAN
Langkah-langkah :
1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.

17. SNOWBALL THROWING
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
7. Evaluasi
8. Penutup

18. TEBAK  KATA
Media :
Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan di telinga.
Langkah-langkah :
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
2. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas
3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
4. Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
6. Dan seterusnya

19. METODE KARYA WISATA
adalah metode pembelajaran dengan cara mengunjungi suatu objek tertentu, misal museum, pabrik , dsb
 Keunggulan
a. mengamati kenyataan beraneka ragam dari dekat
b. menghayati pengalaman baru dengan turut dalam kegiatan
c. menjawab masalah dengan melihat, mendengarkan dan membuktikan
d. memperoleh informasi dengan wawancara
e. mempelajari sesuatu dengan integral dan komprehensif
 Kelemahan
a. memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak
b. memerlukan pengawasanyang lebih dekat
c. tidak selalu murah

20. COURSE REVIEW HORAY
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8. Penutup

21. METODE DEBAT
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat.
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.

22. METODE ROLE PLAYING
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing:
Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.

23. METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

24. PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.
2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
1. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini

25. COOPERATIVE SCRIPT
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6. Kesimpulan guru.
7. Penutup.
Kelebihan:
• Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
• Setiap siswa mendapat peran.
• Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
• Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
• Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

26. PICTURE AND PICTURE
Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.

27. NUMBERED HEADS TOGETHER
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6. Kesimpulan.
Kelebihan:
• Setiap siswa menjadi siap semua.
• Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
• Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
• Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
• Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

28. METODE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION)
Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Seleksi topik
Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b. Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
c. Implementasi
Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

29. METODE JIGSAW
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
FRANK LYMAN, 1985

30. METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40
FRANK LYMAN, 1985


metode pembelajaran

Metode Pembelajaran yang Menarik

Selamat pagi sahabat "My Education", semoga kalian dalam kondisi sehat selalu. Pada kesempatan ini saya ingin membagi beberapa metode dalam pembelajaran yang menarik yang bisa anda terapkan dalam mengajar dikelas. Disini saya ingin membagi metode yang pernah saya gunakan sebelumnya, metode-metode ini saya rasa sangat menarik untuk diterapkan. Berikut beberapa metode yang akan saya bagikan buat anda.

Snow ball throwing
Metode ini digunkan dalam segala kondisi, baik pada awal mata pelajaran, akhir dan waktu evaluasi dalam pembelajaran. Lalu ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam menggunkan metode ini, yaitu cara menggunkanya. Dibawah ini akan saya jelaskan tahapan dalam menggunakan metode snow ball,

Snow ball membutuhkan peralatan sederhana, misalkan sebuah bola (Ukuran terserah anda)
Pergunakan backsound music untuk mengiringi permainan ini, jika tidak ada peralatan penunjang 
maka anda bisa memanfaatkan siswa dan siswi untuk bernyanyi dalam mengiringi snow ball throwing.
Durasi waktu bisa disesuaikan dengan susunan soal yang sudah anda buat
Yang paling penting metode ini sangat cocok digunakan dalam evaluasi pembelajran


Make match
Metode make match baik digunakan jika suasana kelas mulai sepi dan para murid sudah tidak memperhatikan pelajaran .Perancangan metode ini sangat simple, berikut beberapa langkah yang anda lakukan.

Mike match, snow ball throwing, sebuah metode yang paling mudah dan simple dalam mengajar.

Persiapkan kartu, jumlah kartu yang disediakan jumlahnya sama dengan jumlah siswa.
Jika jumlah siswa 40 orang, maka anda harus membuat soal 20 dan jawaban 20
Selanjutnya, soal yang 20 ini dibagi dengan siswa dan jawaban yang 20 juga
Setelah dibagi maka guru memandu metode ini untuk dijalankan
Jika ingin lebih seru lagi, buatlah satu atau dua soal dan jawaban yang tidak cocok alias salah.

Role Playing ( Bermain peran )
Metode ini digunakan untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh tenaga didik. Jika anda mengampu mata pelajaran sejarah, ekonomi, maka metode ini sangay cocok untuk dicoba.
Berikut langkah-langkah dalam penerapanya





Role playing merupakan metode bermain peran, dimana setiap materi dan penokohan baik dari segi sejarah dan pelaku ekonomi misalnya maka akan dibutuhkan peran yang dimainkan oleh siswa
Pemilihan peran ini bisa anda embankan untuk para siswa dalam lingkup kelompk
Berikan materi yang akan dijadikan pembelajaran “Role Playing”. Sebagai tahap awal pendalaman karakter yang akan diperankan
Take action, disini seorang guru bisa merekam hasil metode pembelajaran ini dan bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang akan datang.

Question Student Have (QSH)
Ini adalah metode yang dipergunakan dalam jenjang yang lebih tinggi. Biasanya digunakan pada kelas VIII atau IX. Karena metode ini membutuhkan kecakapan pikir dalam menjawab pertanyaan dari teman sekelas. Secara rinci metode ini diartikan sebagai suatu metode yang menarapkan konsep bertanya dan menjawab yang di motori oleh siswa itu sendiri. Disini siswa bisa mengeluarkan unek-unek dan bagian-bagian mana dalam suatu materi yang tidak dimengerti kemudian dipecahkan secara bersama.
Cara penggunaan metode ini:

Bagi kertas kepada semua siswa kemudan suruh mereka menuliskan sebuah pertanyaan yang sekiranya belum dimengerti oleh siswa
Setelah lembar itu terkumpul, saatnya memechkan masalah secara bersam. 
Peran guru dibatasi dengan tujuan agar siswa bisa mandiri
Guru boleh membantu jika ada siswa yang sudah tidak mampu memecahkan soal .

Inilah beberapa metode sederhana yang dapat anda gunakan sebagai alternative dalam mengajar. Metode diatas semuanya sudah saya peraktikan dan masih ada beberapa metode yang lainya. Berhubung waktu sudah larut malam maka lain waktu kita lanjutkan lagi.

Note: Semua metode pada dasarnya diciptakan dengan kelebihan dan kekuranganya ,masing-masing. Ditangan seorang guru yang professional kekurangan itu mungkin hanya ada dalam teori, dan ketika diperaktikan semua metode akan menyenagkan sesuai dengan materi yang mengisinya.
Sumber : Guru Ian
METODE PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Di susun oleh:
Muhammad Ihwanuddin
TB/D
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PONOROGO
2008
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam dunia proses belajar mengajar, ada sebuah ungkapan yang populer dikenal dengan: "metode jauh lebih pentinng dari materi" dan bisa dikatakan bahwa metode yang baik dapat membawa peserta didik pada pemahaman terhadap materi yang diberikan, selain itu seorang guru yang menggunakan metode dengan bervariasi akan membuat peserta didik tidak akan jenuh ataupun bosan dalam menerima pelajaran. Seiring dengan itu, seorang pendidik dituntut agar cermat memilih dan menetapkan metode apa yang tepat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik.




karena pentingnya sebuah methode maka penulis ingin membahas sedikit tentang "Metode Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam" yang mana kebanyakan metodenya diambil dari al-Qur-an dan Hadist. Penulis tidak menguraikan secara terperinci tetapi hanya merupakan pengenalan dari metode-metode tersebut.
Rumusan masalah
Apakah pengertian metode ?
apa sajakah methode yang ada dalam pembelajaran agama islam?
PEMBAHASAN
Pengertian Methode pembelajaran dalam pendidikan islam
Metode pengajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, fungsinya adalah menentukan berhasil tidaknya suatu prosess belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran
Oleh karena itu metode harus sesuai dan selaras dengan karakteristik siswa, materi, kondisi lingkungan (setting) di mana pengajaran berlangsung. Penggunaan atau pemilihan suatu metode mengajar di sebabkan oleh adanya beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain: tujuan, krakteristik siswa, situasi, kondisi, kemampuan pribadi guru, sarana dan prasaran.
Secara garis besar metode mengajar dapat di klaifikasikan menjadi 2 bagian:
Metode mengajar konvensional, yaitu metode mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau disebut metode taradisional.
Metode mengajar inkonvesional, yaitu suau teknik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum seperti mengajar dengan modul, penngajaran berpogram, machine unit, masih merupakan metode yang baru dikembangkan dan di terapkan sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru yang ahli menangninya.
Metode-metode mengajar
Metode mengajar antara lain adalah:
metode pembiasaan
metode keteladanan
pemberian ganjaran
metode pemberian hukuman
metode ceramah
metode tanya jawab
metode diskusi
metode sorogan
metode bandongan
metode mudzakarah
metode kisah
metode pemberian tugas
metode karya wisata
metode ekperimen
metode latihan
metode sosiodrama
metode simulasi
metode kerja lapangan
metode simulasi
metode kerja lapangan
metode demonstasi
metode kerja kelompok
Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka kelas. Peran seorang murid disini sebagai penerima pesan, mendengar memperhatikan, dan mencatat keterangan-keterangan guru.
Metode ini layak dipakai guru bila: pesan yang disampaikan berupa informasi, jumlah siswa terlalu banyak, dan guru adalah seorang pembicara yang baik,
Keunggulannya: penggunaan waktu yang efisien dan pesan yang di sampaikan dapat sebanyak-banyaknya, Pengorganisasian kelas lebih sederhana, dapat memberikan motivasi terhadap siswa dalam belajar,fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan.

Kelemahannya: guru serinngkali mengalami kesulitan dalam mengukur pemahaman siswa, siswa cenderunng bersifat pasif dan sering keliru dalam menyimpulkan penjelasan guru, menimbulkan rasa pemaksaan pada siswa, cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang.
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi, saling mempertahankan pendapat dan memecahkan sebuah masalah tertentu.
Kelebihan metode ini adalah suasana kelas lebih hidup, dapat menaikkan prestasi kepribadian individu, kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, sisiwa belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam musyawarah.
Kekurangannya : siswa ada yang tidak aktif, sulit menduga hasil yang dicapai, siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah dan sistematis.
Untuk mengatasi kelemahan dan segi negatif dari metode ini: pimpinan diskusi diberikan kepada murid dan diatur secara bergiliran, guru mengusahakan seluruh siswa agar berpartisipasi dalam diskusi, mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran berbicara, sementara siswa yang lain belajar mendengarkan pendapat temannya, mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Ada beberapa jenis diskusi yang dilakukan oleh guru dalam membimbing belajar siswa antara lain:
Whole Group yaitu : bentuk diskusi kelas dimana para pesertanya duduk setengah lingkaran, guru bertindak sebagai pemimpin dan topiknya telah direncanakan.
Diskusi kelompok : diskusi yang biasanya terdiri dari kelompok kecil (4-6) orang peserta, dan juga diskusi kelompok besar terdiri (7-15) anggota. Dalam diskusi tersebut dibahas tentang suatu topik tertentu dipimpin oleh seorang ketua dan seorang skretaris,
Buzz Group : biassanya dibagi-bagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang peserta. Tempat duduk diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat bertukar pikiran dan bertatap muka dengan mudah. Diskusi ini biasanya diadakan ditengah-tengah pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud memperjelas dan mempertajam bahan pelajaran.
Panel : yaitu bentuk diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta untuk mendiskusikan suatau topok tertentu dan duduk dalam bentuk seni melingkar yang dipimpin oleh moderator.
Syindicate group, yaitu bentuk diskusi ini kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 peserta, masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugas tertentu atau tugas yang bersifat komplementer.
Symposium, dalam diskusi ini biasanya terdiri dari pembawa makalah, moderator, dan notulis, serta beberapa peserta symposium.
Informal debate, biasanya bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi dua tim yang agak seimbang besarnya dan mendiskusikan subjek yang cocok untuk diperdebatkan tanpa memperhatikan peraturan perdebatan formal.
Fish bowl, diskusi ini tempat duduk diatur setengah melingkar dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi yang seolah-olah melihat ikan yang berada didalam mangkok.
Brain storming, biasanya terdiri dari delapan sampai dua belas orang peserta, setiap anggota kelompok diharapkan menyumbang ide dalam pemecahan masalah. Hasil yang diinginkan adalah menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya diri dalam upaya mengembangkan ide-ide yang ditemukan atau dianggap benar.
Metode Tanya Jawab
yaitu penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Atau suatu metode didalam pendidikan dimana guru bertanya sedangkan murid menjawab tentang materi yang ingin diperolehnya.
Pengertian lain dari methode tanya jawab adalah penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada murid atau dapat juga dari murid kepada guru.
Kelebihan: situasi kelas akan hidup karena anak-anak aktif berfikir dan menyampaikan buah fikiran, melatih agar anak berani mengungkapkan pendapatnya dengan lisan, timbulnya perbedaan pendapat diantara anak didik akan menghangatkan proses diskusi dengan lisan secara teratur, mendorong murid lebih aktif dan sungguh-sunngguh, merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya fikir, mengembangkan keberanian dan ketrampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
Kekurangannya: memakan waktu lama, siswa merasa takut apabila guru kurang mampu mendorong siswanya untuk berani menciptakan suasana yang santai dan bersahabat, tidak mudah membuat pertanyaan sesuai dengan tingkat berfikir siswa.
Methode Pembiasaan
Metode ini adalah : sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan agama islam. Contohnya ayat pengharaman khomer.
Kelebihan: tidak hanya berkaitan lahiriyah tetapi berhubungan aspek batiniyah. Metode ini tercatat sebagai metode palinga berhasil dalam pembentukan kepribadian anak didik.
Kelemahan metode ini membutuhkan tenaga pendidik yang bener-benar dapat dijadikan sebagai contoh.
Metode Keteladanan
Metode ini maksudnya: hal-hal yang dapat ditiru atau di contoh oleh seseorang dari oranng lain, namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan islam, yaitu keteladanan yang baik, sesuai dengan pengertian uswah dalam ayat-alqur'an.
Kelebihan: memudahkan anak didik dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya, memudahkan guru mengevaluasi hasil belajar, mendorong guru akan selalu berbuat baik, tercipta situasi yang baik dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Kelemahan: figur guru yang kurang baik cenderung akan ditiru olah anak didiknya, jika teori tanpa praktek akan menimbulkan verbalisme.
Metode Pemberin Ganjaran
Maksud metode ini adalah: pemberian ganjaran yang baik terhadap perilaku baik anak didik. Macam-macam ganjaran: pujian yang indah, imbalan materi/hadiah, doa, tanda penghargaan, wasiat pada orang tua.
Kelebihan: memberikan pengaruh yang cukup besar terhdp jiwa anak didik, menjadi pendorong bagi anak-anak didik lainnya untuk mengikuti anak yang memperoleh pujian dari gurunya.
Kelemahan: dapat menimbulkan dampak negatif apabila guru melakukan secara berlebihan, umumnya "ganjaran" membutuhkan alat tertentu serta membutuhkan biaya.
Metode Pemberian Hukuman
Metode ini keblikan dari metode pemberian ganjaran yang mana kelebihan dan kekuragannya hampir sama. metode ini adalah jalan terakhir dalam proses pendidikan
Metode Sorogan
Inti metode ini adalah berlangsungnya proses belajar mengajar secara face to face, antara guru dan murid.
Kelebihannnya: Guru secara pasti mengetahui secara pasti kualitas anak didiknya, bagi murid yang IQ nya tinggi akan cepat menyelesaikan peljaran, mendapatkan penjelasan yang pasti dari seorang guru.
Kekurangannya: membutuhkan waktu yang sangat bnyak.
Metode Bandongan: menurut zamarkhasy dhofier yaitu sekelompok murid mendengarkan seorang guru yang membaca, menerangkan dan sering kali mengulas buku-buu islam dalam bahasa Arab.
Kelebihan hampir sama dengan metode ceramah: lebih cepat dan praktis, kelemahannya metode ini dianggap lamban dan tradisional. Biasanya masih digunakan pada pondok-pondok pesantren salaf.
Metode Mudzakarah: adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan bahan pelajaran dengan jalan mengadaka pertemuan ilmiah yang secara khusus membahas persoalan yang bersifat keagamaan, nama lainnya majmaal al-buhust. Mudzakarah di bedakan menjadi2: yaitu 1. mudzakarah yang diselenggarakan oleh sesam santri untuk membahas suatu msalh, 2. mudzakarah yang dipimpin oleh seorang kyai, dimana hasil mudzakarah diajukan untuk dibahas dan dinilai dalam suatu seminar.
Metode Kisah: suatu cara dalam menyampikan suatu materi pelajaran dengan menutuurkan materi pelajran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaiman terjadinya sesuatu hal yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan belaka. Metode kisah didunia pendidikan yang tidak diragukan kebenaranny adalh yaitu: Qur'ani dan kisah nabi.
Metode Pemberian Tugas: dimana guru memberikan sejumlah tugas terhadap murid muridnya untuk mempelajari sesuatu , kemudian mereka disuruh untuk mempertanggung jawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru bisa berbentuk memperbaiki, memperdalam, mengecek, mencari informasi, atau menghafal pelajaran. Methode ini mempunyai 3 fase yaitu: 1. fase pemberian tugas, 2. fase pelaksanaan tugas, 3. fase pertanggungjawaban tugas.
Metode Karya Wisata : Adalah suatu metode mengajar dimana siswa dan guru pergi meninggalaan sokolah menuju suatu tempat untuk menyelidiki atau mempelajari hal – hal tertentu.
Metode Eksperimen : menurut zakiyah daradjat, metode percobaan yang biasanya dilakukan dalam mata pelajaran tertentu. Sedangkan menurut Departemen Agama yaitu praktek pengajaran yang melibatkan anak didik pada pekerjan akademis, pelatihan dan pemecahan masalah.
Metode Latihan : menurut zuhairini, adalah suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang sudah di berikan. Atau biasa disebut dengan ulangan.
Metode Sosio-Drama : yaitu suatu metode mengajar dimana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu seperti yang terdapat dalam masyarakat sosial.
Tujunnya adalah agar siswa menghayati dan menghargai perasaan orang lain, membagi tanggung jawab dalam kelompok, merangsang siswa berpikir dan memecahkan masalah.
Metode Simulasi : penekanan dalam metode simulasi adalah pada kemampuan siswa untuk berimitasi sesuai dengan objek yang diperankan. Dan pada titik finalnya siswa mampu untuk mendapatkan kecakapn bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi yang sebenarnya.
Sesuai dengan sifat tiruannya simulasi terbgi dalam 5 jenis yaitu: sosiodrama, psikodrama, permainan simulasi, permainan peranan, pre-teaching.
Metode Kerja Lapangan : yaitu merupakan suatu cara mengajar yang bertujuan memberikan pengalaman kerja nyata bagi anak didik diluar kelas ( dimana saja bisa). Metode ini hakekatnya merupakan penyempurnaan dari metode kerja kelompok, karya wisata, dan eksperimen, bahkan tanya-jawab
Metode Demonstrasi : adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatakan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa. Dapat digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran fikih. Langkah-langkah penerapan metode demonstrasi: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
Metode Kerja Kelompok : istilh kerja kelompok memgandung arti bahwa siswa-siswa dalam suatu kelas dibagi kedalam beberapa kelompok besar maupun kecil yang didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalm pelaksanaan metode kerja kelompok, yaitu :
menentukan kelompok
pemberian tugas-tugas kepada kelompok
pengerjaan tugas pada masing-masing kelompok
penilaian
adapun kelebihan dari metode ini adalah melatih dan menumbuhkan rasa kebersamaan dan toleransi
adanya kerjasama yang saling menguntungkan antara individu dalam kelompok
menumbuhkan rasa ingin maju dan persaingan yang sehat
sedangkan kekurangannya :
memerlukan persiapan yang agak rumit
harus diawasi guru dengan ketat agar tidak timbul persaingna ynag tidk sehat
sifat dan kemampuan individu akn terabaikan
jika tuga tidak dibatasi waktu tertentu, maka akan cenderung terabaikan
KESIMPULAN
Metode pengajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, fungsinya adalah menentukan berhasil tidaknya suatu prosess belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu sistem pengajaran.
Secara garis besar metode mengajar dapat di klaifikasikan menjadi 2 bagian: Metode mengajar konvensional dan Metode mengajar inkonvesional. Metode-metode mengajar yang ada antara lain : metode pembiasaan,metode keteladanan, pemberian ganjaran, metode pemberian hukuman,
metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode sorogan, metode bandonngan, metode mudzakarah, metode kisah, metode pemberian tugas, metode karya wisata, metode ekperimen, metode latihan, metode sosiodrama, metode simulasi, metode kerja lapangan, metode simulasi, metode kerja lapangan, metode demonstasi, metode kerja kelompok.
REFERENSI
Dr. Armai Arief, M.A., Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Press, 2002

Basrudin Usman M, Methodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta : PT Ciputat Press